Mentawai, Surga di Dunia yang Punya Keunikan Budaya

Mentawai, Surga di Dunia yang Punya Keunikan Budaya

Smallest Font
Largest Font

Jalan-Jalan.com - Mentawai terkenal dengan keindahan alamnya yang memikat dan menawarkan berbagai destinasi wisata yang menarik, terutama bagi pecinta alam. Mentawai memiliki pantai dengan pasir putih dan air laut yang jernih. Selain itu, Mentawai dipenuhi dengan hutan hujan tropis yang lebat dan beragam kehidupan liar. Pengunjung dapat melakukan trekking atau hiking untuk menikmati keindahan alam dan melihat berbagai jenis flora dan fauna endemik Mentawai. Mentawai juga memiliki air terjun yang spektakuler, seperti Air Terjun Bulasat dan Air Terjun Moubau yang menawarkan pemandangan alam yang menenangkan. Selain itu, Mentawai merupakan salah satu destinasi surfing terbaik di dunia. Banyak surfers dari seluruh dunia yang datang ke Mentawai untuk mengejar ombak yang besar dan sempurna di spot surfing, seperti Lance's Right, Macaronis, dan Telescopes. Mentawai merupakan destinasi yang sempurna untuk dieksplorasi.

Akan tetapi, di balik keindahan alamnya, Mentawai memiliki keunikan budaya yang sangat menarik. Masyarakat Mentawai dikenal karena kehidupan tradisional mereka yang masih sangat terjaga dan memiliki kebudayaan yang kental.

1. Suku Tertua di Indonesia

Suku Mentawai merupakan salah satu suku tertua yang ada si Indonesia. Mentawai sudah dihuni oleh Suku Mentawai sejak 500 SM. Masyarakat di sana memiliki kepercayaan tentang ketika mereka sakit, mereka akan dibantu oleh dukun yang ada di Mentawai. Dukun tersebut dapat mengobati berbagai macam penyakit. Walaupun zaman telah berubah, tetapi kepercayaan terhadap hal mistis masih berkembang di Mentawai.

2. Suku yang Memiliki Tato Tertua di Dunia

Suku Mentawai mulai melukis tato di tubuh mereka sejak 1500 SM. Menurut masyarakat suku Mentawai, tato dapat menjadi simbol, melambangkan diri, dan menjadi identitas mereka. Selain itu, suku Mentawai menganggap tato sebagai seni.

Tato suku Mentawai berbeda dengan tato pada umumnya. Mereka tidak dapat membuat tato dalam waktu singkat. Membuat tato di Mentawai memiliki 3 tahap. Tahap pertama dilakukan pada umur 11—12 tahun di lengan atas. Tahap kedua dilakukan pada umur 18—19 tahun di bagian paha. Tahap terakhir dilakukan jika seseorang sudah dianggap dewasa.

Pembuatan tato pun tidak dapat sembarangan. Pembuatan tato dilakukan oleh seniman tato di Mentawai, yang biasa disebut sipatiti. Sipatiti akan menbuat sketsa tato menggunakan lidi dan memberi warna pada tato tesebut.

Untuk mereka, tato merupakan lambang kehidupan. Jika masyarakat tersebut adalah pemburu, tato yang dibuat adalah bentuk binatang. Akan tetapi, tato untuk dukun Mentawai akan bergambar bintang.

3. Menganut Kepercayaan Sabulungan

Banyak yang sudah menganut agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha. Akan tetapi, kepercayaan Sabulungan masih menjadi kepercayaan yang paling dipercaya oleh masyarakat suku Mentawai. Sabulungan merupakan agama yang memiliki kepercayaan animisme, yaitu seluruh benda dapat hidup dan memiliki roh.

Ketika benda tidak dirawat dengan baik, maka roh akan gentayangan, menghantui, dan membuat hidup orang tersebut menjadi sial. Oleh sebab itu, masyarakat suku Mentawai  memiliki kepercayaan yang kuat terhadap suatu benda, terutama benda-benda sakral.

4. Sagu Makanan Utama Masyarakat Suku Mentawai

Berbeda dengan masyarakat yang belum afdhol jika belum makan nasi. Makanan pokok masyarakat suku Mentawai adalah sagu. Mereka mengolah sagu dengan berbagai cara, misalnya dengan cara dibakar.

Selain itu, makanan suku Mentawai adalah hasil buruan mereka di hutan, seperti daging ayam, kijang, bahkan babi hutan. Daging-daging tersebut disantap menjadi protein untuk masyarakat suku Mentawai.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow